Sabtu, 13 Oktober 2018

Resensi Novel Sirkus Pohon



Judul               : Sirkus Pohon
Pengarang      : Andrea Hirata
Penerbit          : PT. Bentang Pustaka
ISBN               : 978-602-291-409-9
Tahun terbit    : 2017
Tempat terbit  : Yogyakarta
Tebal               : xiv + 410 halaman
Ukuran            : 20,5 x 13,5 cm

SINOPSIS :
Ini  adalah kisah dari seorang anak keempat dari lima bersaudara. Ia bernama Hob. Ibunya sudah meninggal secara mendadak, entah apa penyebabnya. Ayahnya berusia 70 tahun dan berprofesi sebagai penjual minuman ringan di stadion kabupaten. Kakak pertamanya orang terpandang yang bekerja di eksplorasi PN Timah. Abang keduanya pendiam, juru ukur di PN Timah. Abang ketiganya bekerja sebagai pegawai di kantor Syahbandar dan telah diangkat sebagai PNS. Dan yang terakhir adalah adik bungsunya yang suka menyiksa suaminya. Sedangkan Hob hanyalah pengangguran yang bersekolah hanya sampai SMP dan itupun tidak lulus karena ia terpengaruh hal buruk oleh temannya bernama Taripol. Taripol adalah ketua geng atau mafia yang menjadi buronan polisi.
Dalam novel “Sirkus Pohon” ini juga memuat kisah cintanya dengan Dinda. Dinda adalah gadis yang bekerja sebagai karyawan di sebuah took sembako. Dinda sangat menyukai buah Delima, sehingga Hob sering membawakannya buah tersebut. Pertemuan itu membuat ia jatuh cinta dengan Dinda dan Ia pun termotivasi untuk mencari pekerjaan. Setelah mencari kesana kemari, akhirnya Ia mendapat pekerjaan tetap sebagai badut sirkus.
Selain itu, dalam novel yang di tulis Andre Hirata ini juga menyuguhkan nilai-nilai politik yang tergambar di Indonesia. Perjalanan politik yang penuh tak-tik, ambisius, janji-janji, bahkan kemenangan-kemenangan politik yang di dukung bantuan dari dukun.
Sirkus pohon ini adalah novel penuh rahasia, yang rahasia itu akan diketahui jika kita membacanya sendiri. Buah delima yang menjadi ide pembicaraan juga terkesan unik dan mengundang rasa ingin tahu.dalam novel ini juga menceritakan banyak hal menarik dan pengalaman yang seru. Banyak hikmah kehidupan yang bisa diambil dari novel "Sirkus Pohon" ini.
KELEBIHAN :
Penyajian novel “Sirkus Pohon” ini diceritakan dengan saling terkait meskipun mengupas kehidupan tokoh-tokoh yang berbeda. Gaya bahasa yang dipakai sering menggunakan majas namun juga akrab di dengar oleh telinga. Novel ini cocok dibaca oleh semua kalangan.
KEKURANGAN :
Cerita diselesaikan dalam beberapa bab atau satu babak sekaligus. Sehingga jika pembaca tidak langsung membaca dari bab awal sampai akhir, maka bisa jadi tidak akan mengetahui maksud atau jalan cerita dari novel tersebut. Jika pembaca yang tidak mengetahui arti majas dari gaya bahasa yang disuguhkan, maka akan kesulitan dalam memahami isi novel ini.

Resensi  by : KKA

2 komentar:

  1. Novel ini sangat baik serta berisi mengenai kehidupan sosial orang melayu di belitung. Novel ini bersifat komedi dan percintaan yang membuat pembaca terasa terhibur. ada juga berisi intrik politik yang semua dikemas dalam keluguan dan kepolosan orang kampung tersebut.

    BalasHapus