Judul : Sirkus Pohon
Pengarang : Andrea Hirata
Penerbit : PT. Bentang Pustaka
ISBN : 978-602-291-409-9
Tahun
terbit : 2017
Tempat
terbit : Yogyakarta
Tebal : xiv + 410 halaman
Ukuran : 20,5 x 13,5 cm
SINOPSIS :
Ini adalah kisah dari seorang anak keempat dari
lima bersaudara. Ia bernama Hob. Ibunya sudah meninggal secara mendadak, entah
apa penyebabnya. Ayahnya berusia 70 tahun dan berprofesi sebagai penjual minuman ringan di stadion kabupaten. Kakak pertamanya orang terpandang yang
bekerja di eksplorasi PN Timah. Abang keduanya pendiam, juru ukur di PN Timah.
Abang ketiganya bekerja sebagai pegawai di kantor Syahbandar dan telah diangkat
sebagai PNS. Dan yang terakhir adalah adik bungsunya yang suka menyiksa
suaminya. Sedangkan Hob hanyalah pengangguran yang bersekolah hanya sampai SMP
dan itupun tidak lulus karena ia terpengaruh hal buruk oleh temannya bernama
Taripol. Taripol adalah ketua geng atau mafia yang menjadi buronan polisi.
Dalam
novel “Sirkus Pohon” ini juga memuat kisah cintanya dengan Dinda. Dinda adalah
gadis yang bekerja sebagai karyawan di sebuah took sembako. Dinda sangat
menyukai buah Delima, sehingga Hob sering membawakannya buah tersebut.
Pertemuan itu membuat ia jatuh cinta dengan Dinda dan Ia pun termotivasi untuk
mencari pekerjaan. Setelah mencari kesana kemari, akhirnya Ia mendapat
pekerjaan tetap sebagai badut sirkus.
Selain
itu, dalam novel yang di tulis Andre Hirata ini juga menyuguhkan nilai-nilai
politik yang tergambar di Indonesia. Perjalanan politik yang penuh tak-tik,
ambisius, janji-janji, bahkan kemenangan-kemenangan politik yang di dukung
bantuan dari dukun.
Sirkus
pohon ini adalah novel penuh rahasia, yang rahasia itu akan diketahui jika kita
membacanya sendiri. Buah delima yang menjadi ide pembicaraan juga terkesan unik
dan mengundang rasa ingin tahu.dalam novel ini juga menceritakan banyak hal menarik dan pengalaman yang seru. Banyak hikmah kehidupan yang bisa diambil dari novel "Sirkus Pohon" ini.
KELEBIHAN :
Penyajian
novel “Sirkus Pohon” ini diceritakan dengan saling terkait meskipun mengupas
kehidupan tokoh-tokoh yang berbeda. Gaya bahasa yang dipakai sering menggunakan
majas namun juga akrab di dengar oleh telinga. Novel ini cocok dibaca oleh
semua kalangan.
KEKURANGAN :
Cerita
diselesaikan dalam beberapa bab atau satu babak sekaligus. Sehingga jika
pembaca tidak langsung membaca dari bab awal sampai akhir, maka bisa jadi tidak
akan mengetahui maksud atau jalan cerita dari novel tersebut. Jika pembaca yang
tidak mengetahui arti majas dari gaya bahasa yang disuguhkan, maka akan
kesulitan dalam memahami isi novel ini.
Resensi by : KKA
Thanks
BalasHapusNovel ini sangat baik serta berisi mengenai kehidupan sosial orang melayu di belitung. Novel ini bersifat komedi dan percintaan yang membuat pembaca terasa terhibur. ada juga berisi intrik politik yang semua dikemas dalam keluguan dan kepolosan orang kampung tersebut.
BalasHapus